Sambil mengetik catatan ini, lagu yang dinyanyikan grand finalis Indonesian Idol Joy Tobing dan Delon mengalun lembut di telinga saya (maklum dengar musiknya pakai headset). Salah satu penggalan syairnya berbunyi :
Dan bila aku berdiri
Tegar sampai hari ini
Bukan karena kuat dan hebatku
Semua karena cintaaa
Semuaaa karena cinta
Tak mampu diriku dapat berdiri tegak
Terima kasih cinta
Persis dengan syair lagu tersebut, penggalan hidup yang sedang saya jalani saat ini semua saya lakukan dan niatkan karena cinta. Kenapa cinta, karena cinta itu yang membuat saya kuat menghadapi semuanya.Cinta kepada dua anak saya, maupun pada suami serta orangtua dan mertua serta kerabat membuat saya tegar dalam berusaha menjemput rejeki halal dari Sang Maha Kaya.
Well, memang hidup saya sebenarnya tak bisa dibilang susah. Tapi layaknya keluarga lain di Indonesia yang masuk ke strata sosial sebagai golongan menengah, hidup saya kerap dibuat repot terutama oleh masalah finansial. Gaji dari kantor tiap bulan seolah hanya lewat di rekening lantaran begitu masuk langsung terkuras untuk bayar tagihan A, B, dan C. Walaupun kondisi ini nggak pernah bikin saya kurus (padahal i wish) namun kondisi finansial yang pas-pasan bahkan kadang defisit (kalo banyak kondangan) membikin jantung saya mpot-mpotan tiap bulannya. Tak jarang saya harus berakrobat menyiasati kebutuhan hidup yang rasa-rasanya makin hari makin rempong hehehehhee.Derita ini (hehehehe lebay) makin terasa saat malam-malam memandangi wajah dua malaikat kecil saya..kadang saya bertanya bisa nggak ya saya memberikan mereka warisan selain ilmu. sanggup nggak ya saya menyekolahkan mereka sampai ke jenjang yang (minimal) lebih tinggi dari pendidikan ayah dan ibunya yang cuma sarjana. Belum lagi kalau memandang wajah kedua orangtua yang makin menua..rasa bersalah kerap menggedor hati saya, bagaimana tidak. bukannya disenangkan, diberangkatkan ke haji atau dibelikan rumah saya malah merepotkan mereka dengan menitipkan dua anak saya karena saya harus bekerja...hiksss.Kalau sudah begitu saya hanya bisa meneteskan air mata (yang ini serius nggak lebay). sekali lagi, kondisi finansial saya yang segitu-gitunya membuat saya rempong dan harus ekstra berhitung kalau ingin ini dan itu.
Lah kok rempong, memang situ nggak punya gaji kata teman saya.... ohhh jelas punya tapi lo tahu kan gaji gua 10 koma jawab saya. Wah banyak dong kalau 10 koma, kok masih rempong? tanya teman saya keheranan....ya gimana nggak rempong wong yang saya maksud 10 koma adalah tiap tanggal 10 keuangan gua udah koma alias udah habisssss bisss......kata saya sambil mengeluarkan tatapan memelas berharap ada transferan rupiah kakakakakkkkkk.
Elu boros kali tanya teman saya lagi, emang kok saya akui saya boros terutama untuk keperluan anak. Bukan bermaksud gaya-gayaan, saya dan suami memaksakan diri untuk memberikan yang terbaik bagi dua anak kami misalnya dengan membuka asuransi pendidikan untuk mereka yang hampir menguras sepertiga lebih gaji saya. Selain itu kami juga "berinvestasi" dengan membelikan anak-anak buku, ensiklopedia serta berbagai alat untuk merangsang kecerdasan mereka agar kelak saat masuk usia sekolah mereka sudah kenal dengan berbagai benda, huruf, serta angka. Sayangnya dengan semua pengeluaran itu, kami juga masih memiliki pengeluaran lain yang lumayan besar yaitu cicilan rumah yang lagi-lagi menguras gaji kami.
Waduh lalu gimana lo menyiasatinya......pertanyaan itu kemarin-kemarin membuat saya bingung hingga saya akhirnya "nekad" menceburkan diri dalam bisnis MLM. Dihhh apaan tuh MLM, ngapain lo gabung disitu ngenak-ngenakin uplen lo aja dong elu yang kerja banting tulang..uplen lu yang kipas-kipas duit..dan berbagai komentar sinis lainnya keluar dari mulut beberapa teman dekat serta kerabat. Tapi saya yang sudah gelap mata tak mau dengar...yang terbayang di otak saya bagai film layar tancap yang diputar di lapangan tiap 17 agustus adalah wajah dan terutama mata anak-anak saya yang selalu ceria padahal ayah dan ibunya belum tentu bisa memberikan yang terbaik untuk mereka.Nggak tahan dengan bayangan itu, saya maju terus walaupun jujur saya takut karena saya tak tahu "mahluk" apa sih MLM itu dan gimana cara menghadapinya.
Kenekatan, membuat saya akhirnya menghubungi rekan kuliah saya Anggita Meutia Laxmono alias Anggit yang saya lihat di fesbuk mempromosikan bisnis MLM yang namanya DBCN Oriflame. Kepada dia, saya yang sedang galau memasrahkan kantong saya yang kembang kempis. Lalu apa jawab dia..assikkk ntar lo gua telepon, oh iya lo jadi anaknya Nussy ya (Nussy teman saya juga di kampus-red). Wuaahhh seceria itu ya..kayaknya gampang nih bisnis kata saya berasumsi. Tapi asumsi saya itu benar-benar meleset, karena setelah membaca tautan internet dBCN yang disodorkan Anggit saya keder..apalagi Anggit dan Nussy bilang sama saya gini "lo mesti kerja keras karena di dBCN tak mudah mendapatkan semuanya say".mereka juga menegaskan apa yang sedang mereka usahakan bukan menjual mimpi.
Mendengar ucapan itu lutut saya lemas...dan saya seolah terbangun dari mimpi saya yang sudah berharap mendapatkan uang jutaan serta mobil hiksss, begitu bangun terdengar bunyi gubrak....wadoohhh ternyata saya benar-benar jatuh dari tempat tidur.
Tapi karena sudah nekat, saya tetap daftar dan mentransfer uang Rp 39.900 (mumpung daftarnya murah sapa tahu ntar-ntar naik). setelah itu lagi-lagi saya memaksakan diri saja mengikuti beberapa training online via fesbuk yang diadakan oleh dBCN. Walaupun nggak ngerti saya ikut saja dan komen-komen di beberapa slide atau foto yang diterbitkan oleh pemateri. saking nggak ngertinya saya sama bisnis mlm, dalam training online itu saya kerap menanyakan hal-hal bodoh (soalnya waktu itu staterkit saya belum sampai giliran mo donlot buku sakti alias e-book dBCN yang isinya berbagai tetek bengek cara bisnis efektif oriflame laptop saya ngadat..jadi penderitaan saya waktu itu benar-benar lengkap.
Walhasil saat-saat pertama masuk oriflame benar-benar masa yang kacau.....saya bahkan sempat tak bisa tidur nyenyak selama dua hari lantaran ada berbagai dilema berkecambuk dalam pikiran saya misalnya gini
"busyet emangnya bisa gua jualan?, ya bisa lah kata sebagian diri saya, tapi sebagian diri saya yang lain menolak dan bilang gini "eleeehh elu aja bisa jualan..ngimpi. Lah kalau nggak jualan gimana lagi bisnis kayak gini kan urat nadinya itu ngerekrut orang dan jualan produk kalau elu nggak mau ngelakuin dua hal itu ya jangan masuk lah bentak diri saya yang saat itu kostumnya malaikat.."lagian lo kan udah bayar pendaftaran cin, sayang dunks" kata si malaikat lebay di hati saya kekekekekekek. Udah gitu kalau lo pakai sendiri itu lo mesti ngeluarin duit buanyak..nah elu kan masuk DBCN oriflame juga mo cari duit bukan mo keluar duit begoooo.
wedeeeehhh gimana nih kalau udah kayak gini" ujar saya mulai merasa menyesal daftar ke Anggit.
Anggit bahkan sempat menertawakan saya pas saya bilang saya deg-degan karena harus ikut training untuk pertama kali dengan mbak Novia Rizky.Kata saya waktu itu "syeettt nggit gua deg-degan deh, kalau gini caranya gua mending disuruh wawancara menteri atau bikin sepuluh berita sekaligus deh deh" ujar saya.
Kata Anggit " yaelah training online aja deg-degan say, kerjaan elu tuh yang bikin deg-degan" ujarnya sambil ngekek (padhl saya nggak tau dia ketawa apa nggak itu mah cuma bayangan saya aja)
Tapi rupanya Allah SWT tak tidur melihat saya resah, melalui suami saya yang saya "baru ngeh" suka lihat saya ngadepin netbook tiap malam ikut training.entah ikutan baca materi trainingnya entah kenapa, suami saya yang gondrong sipit dan lucu itu (hehehehehe maklum sapa lagi yg muji kalau bukan saya hahaha) berkata "ya udah bun ikutin aja semua sistemnya, nanti kalau sudah ketemu iramanya juga lo bakalan enjoy...apalagi kalau lo jualan kan itung-itung ngasah mental. Kalaupun lo nanti nggak kuat minimal lo dapat banyak ilmu kan, kata suami saya menenangkan.
Maka dengan sabda kakang prabu...sambil menenteng katalog plus tetek bengek yang ada di dalam staterkit,saya mencoba jualan ke teman-teman terdekat. Ehhh nggak nyangka di hari pertama jadi pedagang sejumlah teman wartawan (yang kata orang agak jauh dari kata dandy dan wangi) memesan minyak wangi dengan uang cash pula (saya emang nggak mau kalau dihutang dulu secara nggak pnya duit buat nalanginnya), nggak lama datang lagi seorang teman yang juga kepala sekolah...tanpa ba..bi..bu dia memesan minyak wangi eclat yang harga diskonnya aja 200 ribu lebih, dan pembersih wajah serta pelembab north dan beberapa teman perempuan lainnya memesan sabun, dan essensial wihhh hari itu saya panen, bonus poin saya yang amatir langsung meloncak 75 poin dan bisa lolos ikut training online dengan ibu diamond doris aminah nasution..alhamdulillah.
Lucky dengan kondisi itu saya makin pede, saya setiap hari sibuk nge-tag produk2 oriflame ke beberapa orang teman. usaha saya membawa hasil, saya dapat satu donlen dan poin saya lengkap 160 alias lebih 10 poin untuk memenuhi syarat consultan level 3%. Yah memang bonus yang saya dapat dari level tersebut masih sangat kecil tapi bagi saya lumayan, saya bisa membelikan anak-anak baju murah meriah, mainan, dan beberapa alat kosmetik yang saya damba-damba dengan gratis secara dengan menjadi member kita dapat diskon 30 persen sehingga ada uang lebih dari pembayaran pembeli saya yang bisa saya manfaatkan.hehehehehhe.
Belajar dari hal itu, saya sekarang lebih tenang menghadapi berbagai hal dan makin pede dengan dan makin sayang dengan oriflame, apalagi suami juga mendukung bahkan terkadang ia mau menjemput uang orderan dari beberapa teman untuk diberikan ke saya.Kondisi yang mestakung (semesta mendukung) ini membuat saya yakin saya kelak bisa menyamai nenek moyang saya ibu doris aminah nasution dan nenek..nenek..nenek moyang saya yaitu nadia meutia. saya tiap malam sebelum tidur dan tiap pagi sebelum kerja di kantor pertama dan kedua selalu mengucapkan "sayalah berlian (diamond) pertama dari Pandeglang" kota kecil yang kadang kalah pamornya dibandingkan Pantai carita padahal Pantai Carita masuk wilayah Pandeglang.Kalimat itu saya ucapkan berulang-ulang sambil tersenyum dan membayangkan mobil CRV serta uang puluhan juta. Kan kata ibu diamond Doris kita harus mengawali hari dengan positif agar yang datang dan tertarik ke diri kita adalah hal-hal yang positif. Lagipula kata-kata itu saya ucapkan untuk meruntungkan mental block alias penjara mental dalam hati dan otak saya.
Semoga sharing saya ini bisa membuka mata rekan-rekan bahwa apa yang kelihatannya sulit di awal belum tentu seterusnya akan seperti itu, toh selalu ada saat pertama untuk semua hal kan? dan saat pertama bagi siapapun akan terasa ganjil dan sulit karena saat itu kita memaksakan diri keluar dari zona aman dan nyaman (comfort zone) kita. Ngomong-ngomong soal zona aman dan nyaman, ada loh materi trainingnya yang bisa diundung di web dBCN yang berasal dari liputan dari Drg Astriani Karnaningrum ( Qual Gold Director ) yang berkesempatan hadir di acara training motivasi sesi 3, “The Art of Communication in Business” yang diadain oleh Oriflame JOgjakarta, dengan pembicaranya M.Amin, praktisi NLP dari semarang. Acara diadakan tanggal 15 Desember 2010 di ruang togetherness Oriflame Jogja.Dalam training itu dikatakan satu-satunya cara meruntuhkan penjara mental adalah PAKSA DIRI ANDA!!!! KARENA DENGAN MEMAKSA LAMA-LAMA ANDA AKAN BIASA DAN KEMUDIAN BISA (LIHAT DEH KATA BISA SEJATINYA ADALAH KATA BIASA YANG HURUF A-nya tereduksi. Dan program memaksa diri ini sedang saya lakukan terus menerus dengan alasan K.A.R.E.N.A C.I.N.T.A.
Jadi yokk semuanya mengutip kalimat favorit bos besar saya Dahlan Iskan : KERJA..KERJA..KERJA. DAHSYAT!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar