Soo...menimbang berbagai hal, kami akhirnya memutuskan berkebun sayuran dan tanaman obat. Hahay......maklum orangtua kami berdua pegawai negeri, jadi sejak kecil kami udah familiar dengan tanaman obat keluarga (toga), tambulampot (tanaman buah dalam pot) atau menanam sayuran yang banyak dilakukan oleh ibu-ibu PKK. Tapi poinnya sih bukan itu, faktor utama kami membuat kebun sayuran adalah karena kompleks perumahan kami jarang didatangi tukang sayur yang representatif cekikikikikikikk...maksudnya tukang sayur yang kerap datang ke kompleks kami itu hanya membawa sayuran seadanya. Padahal kami sekeluarga adalah pemakan sayuran (mentah or matang) sejati. Jadi we can't live without vegetables.
Keputusan bikin kebun sayur udah, terus sayuran apa yang mau ditanam?...tweeng iya ya, secara kita berdua bukan orang yang rajin-rajin banget, khawatirnya malah bukan hidup sayurannya malah mati karena nggak keurus. Tapi bapak saya memberi ide, kenapa nggak menanam sayuran yang saya suka. Jadi sodarah-sodarah akhirnya kami memutuskan menanam bayam tahun (bukan bayam cabut), kangkung, tomat sambal, cabai dan kol gunung (daunnya lebih hijau dan teksturnya lebih liat drpda kol yang biasa kita makan). Okeh deh.....tapi bibitnya beli dimana ya xixixixixixi lagi-lagi kata bapak bisa beli di toko bibit dan alat pertanian, tapi lebih hemat kalau bibit kangkung diambil langsung dari kangkung yang biasa kita beli. Syaratnya kangkung yang dibeli mesti yang kangkung darat alias ada akarnya. Maka setelah membeli kangkung darat di pasar, saya memotong batang kangkung itu hingga kira-kira 10 centimeter di atas akar. Setelah itu langsung ditanaman di atas tanah yang sebelumnya udah dicangkul dan dibentuk jadi galengan (digemburkan dan dibikin agak tinggi persis kaya gundukan gitu). Habis itu disiram deh setiap pagi dan malam. Urusan pupuk sih kami nggak pakai soalnya nggak sempat beli pupuknya di pasar. Cuma kalau habis cuci daging ayam, sapi, kerbau, atau ikan, air cuciannya kami siramkan ke sayuran. Atau ada tamu yang teh manisnya nggak habis setelah teh dingin kami siramkan juga plus dengan ampas tehnya. Oh ya, klo untuk bayam tahun kami dapat bibitnya soalnya di rumah bapak ada tanaman itu. Jadi si bijinya yang mirip scrub itu tinggal ditaburkan terus ntar tumbuh. Pas udah gedean, kami pisah-pisahkan. Sedangkan kol gunung kami dapat bibitnya dari mantan tetangga yang katanya dapat dari anaknya yang tinggal di gunung Karang. Selain sayuran kami juga menanam tanaman obat yaitu mahkota dewa, jahe, dringgo bengle alias panglay dalam bahasa Sunda, and belimbing wuluh atau belimbing sayur.
Alhamdulillah hasilnya di luar ekspektasi kami. Lumayan banget. Dalam seminggu kami bisa dua kali panen sayuran. Lumayan banget kan, untuk keperluan sayuran keluarga kecil kami sih cukup banget. Jadi......(ini bagian yang paling saya suka) kami bisa menghemat pengeluaran membeli sayuran...yeayyy. Kangkung bisa dibikin berbagai masakan, mulai dari oseng pakai cabai rawit pedas dan sedikit terasi, cah (pakai bawang putih yang banyak, bakso, sosis, udang, ayam, atau cumi plus telor puyuh), di bobor (pakai santan dan bumbu bawang merah, putih, kemiri, dan ketumbar serta salam), di lodeh, atau bahkan dibikin rujak kangkung. Kalau bayamnya seringkali dibikin keripik bayam soalnya tektur bayam tahun agak liat dibandingkan bayam cabut yang lembut banget. Tomat soo pasti di sambel, sedangkan kol sama dengan kangkung bisa diolah jadi berbagai jenis sayur.
Jadi daripada ditanami bunga yang sekedar indah dipandang, mending tanam sayuran aja. Selain indah karena ijo royo-royo, bermanfaat juga buat kesehatan karena membiasakan kita dan anak-anak makan sayuran. Kami sudah...kamu kapan mo berkebun....yuk berkebun :D.