Selasa, 12 Maret 2013

Shine Bright Like A DIAMOND




“Shine Bright Like A Diamond..Shine Bright Like A Diamond”

Penggalan lagu milik Rihana itu terngiang terus di telinga saya belakangan ini. Bukan karena saya sangat menggemari penyanyi yang melejit lewat single Umbrella itu, tapi karena kata diamond yang bertebaran di lagu tersebut.

“Memangnya kenapa dengan diamond” kata teman saya yang kerap mendengar saya menyenandungkan lagu itu dengan gembira (sssttt….gara-gara sering menyenandungkan lagu itu, teman saya menuduh saya nge-fans dengan Fatin Shidqia, finalis X-Factor Indonesia, ajang pencarian bakat yang disponsori Oriflame).


Begini ya kawan, kata diamond bagi saya sangat istimewa. Bukan karena diamond adalah batu mulia dengan kadar kekerasan tertinggi sehingga kerap dipakai sebagai alat untuk memotong batu mulia lainnya, atawa karena harganya yang selangit.


Kata diamond, bagi saya berarti kebahagian. Kenapa begitu, karena diamond yang saya maksud adalah salah satu level di success plan Oriflame yang sedang saya kejar. Terus kenapa musti diamond sih, Tanya teman saya lagi (rupanya dia penasaran). Soalnya dengan menjadi diamond, saya tak hanya akan membahagiakan diri sendiri, keluarga, tetapi juga kawan-kawan saya sejaringan karena dengan menjadi diamond, artinya saya sudah membuka jalan dan menjadi teladan bagi ratusan orang di jaringan saya bahwa yang namanya sukses itu melewati proses agar menjadi nyata. Saya tak akan dianggap “ngecap” belaka. 

Bagaimana tidak, karena dengan menjadi diamond maka saya sudah memiliki minimal enam orang director di jaringan saya. Maka dari itu, ada enam orang yang sudah mendapatkan cash award sebesar Rp 7 juta, kemudian 12 orang senior manager dengan penghasilan Rp 4-5 juta per bulan, puluhan orang manager dengan penghasilan terkecil Rp 650 ribu Rp 3 juta per bulan. Bahkan minimal enam ratusan orang  dengan penghasilan puluhan ribu sampai ratusan ribu. Intinya dengan menjadi diamond, maka mimpi-mimpi downline di jaringan saya, mulai bisa saya angkat tinggi-tinggi. Amanah mereka, mulai bisa saya tunjukkan hasilnya dan akan terus saya bawa lari agar bisa sampai ke tempat yang seharusnya yaitu menjadi diamond seperti saya. 


Tak itu saja, menjadi diamond artinya saya memasuki kebebasan financial karena per tahun saya mendapatkan pendapatan rata-rata Rp 460 juta. Uang sebanyak itu tentu membuat saya bisa leluasa membahagiakan orang tua saya dengan membangun rumah mungil bagi mereka yang selama ini sudah saya cita-citakan. Bahkan, dengan uang itu, saya bisa bernafas lega karena pendidikan dua “cahaya mata” saya, Wildan Syarifudin Sajid (3 tahun) dan Aiesha Akela Ishana (1 tahun 6 bulan) terjamin.

Maklum, sekarang saya masih harus berkejaran dengan deadline lantaran masih bekerja sebagai wartawan local di sebuah surat kabar local di Banten. FYI ya kawan, profesi wartawan berdasarkan penelitian adalah profesi yang gajinya ketiga terendah loh di Indonesia. Padahal, risiko pekerjaannya tinggi, apalagi kalau menulis soal kasus korupsi, atau kriminalitas maka harus siap dibenturkan dengan kekerasan.


Nah sekarang sudah tahu kan, kenapa saya si Manager 12 % ini ngotot menjai diamond pada akhir tahun 2014. Karena di level diamond itulah kebahagiaan keluarga, bahkan downline-downline saya mulai nampak. Level dimana tak hanya saya yang bisa “shine bright like a diamond” tapi juga bintang –bintang terang di jaringan saya, Nisa Sani, Welly Zofie, Sri Kartikawati, Rita Suharti Sudrajat, Sri Kartikawati, Tria Perwahyuni, Vika Anggia Putri dkk, Ade Satiah Rahayu dkk makin bersinar. 

Soo girls, let’s marching this March and Shine Bright Like A Diamond. Semangat Pagi……d’BCN Dahsyat, Oriflame Yes, Indonesia Number #1.
(Pandeglang, 12 Maret 2013, Kala Hati Makin Yakin Bahwa Oriflame Pilihanku).


Senin, 04 Maret 2013

Sigaraning Nyowo


Terpisah tapi bersatu

Terlepas tapi menempel

Saling melekat erat tanpa tahu apa alasannya

Sejiwa tapi berbeda tubuh

Tersiksa.....tersakiti...tersenyum bersama



Datang dan sadar di saat yang tak terduga

Berjumpa setelah lama saling merindukan sejak dunia masih kuna

Namun memendam perih karena tahu sama-sama sudah melewatkan

Merindu dendam lantaran tak bisa bersama hingga berakhir kisahnya



Merasa cukup dengan saling memandang dari kejauhan

Merasa harus berbahagia hanya dengan melihat ke dalam hati, ke dalam jiwa masing-masing

Menekunkan diri untuk menekurkan kepala dalam ribuan sujud

Memohon kepada Sang Maha Berkehendak agar memastikan kau disana baik-baik saja

Memastikan kau selalu terjaga...dalam damai......dalam cinta

Dalam ketenangan, pencerahan, dan kemudahan

Dalam satu tautan hati kita wahai kau sigaraning nyowo, wahai kau belahan jiwa



Terbanglah.......tapi,janganlah lupa, aku disini menunggumu

Dengan keyakinan yang kukuh

Dengan pengetahuan bahwa kau rasa apa yang kurasa

Dengan ingatan pada sebuah janji "aku akan selalu berada dekatmu, mengikutimu"



Karena itu ku tau kau selalu bersamaku, menjagaku

Dalam hati, dalam diri

Karena ku tau, kau tau

Kita adalah SATU



Pandeglang, Jumat 15 Februari 2013, saat angin sepoi-sepoi dan burung bernyanyi menyambut pagi