“Shine Bright Like A
Diamond..Shine Bright Like A Diamond”
Penggalan lagu milik Rihana itu
terngiang terus di telinga saya belakangan ini. Bukan karena saya sangat
menggemari penyanyi yang melejit lewat single Umbrella itu, tapi karena kata
diamond yang bertebaran di lagu tersebut.
“Memangnya kenapa dengan
diamond” kata teman saya yang kerap mendengar saya menyenandungkan lagu itu
dengan gembira (sssttt….gara-gara sering menyenandungkan lagu itu, teman saya
menuduh saya nge-fans dengan Fatin Shidqia, finalis X-Factor Indonesia, ajang
pencarian bakat yang disponsori Oriflame).
Begini ya kawan, kata diamond
bagi saya sangat istimewa. Bukan karena diamond adalah batu mulia dengan kadar
kekerasan tertinggi sehingga kerap dipakai sebagai alat untuk memotong batu
mulia lainnya, atawa karena harganya yang selangit.
Kata diamond, bagi saya berarti
kebahagian. Kenapa begitu, karena diamond yang saya maksud adalah salah satu
level di success plan Oriflame yang sedang saya kejar. Terus kenapa musti
diamond sih, Tanya teman saya lagi (rupanya dia penasaran). Soalnya dengan
menjadi diamond, saya tak hanya akan membahagiakan diri sendiri, keluarga,
tetapi juga kawan-kawan saya sejaringan karena dengan menjadi diamond, artinya
saya sudah membuka jalan dan menjadi teladan bagi ratusan orang di jaringan
saya bahwa yang namanya sukses itu melewati proses agar menjadi nyata. Saya tak
akan dianggap “ngecap” belaka.
Bagaimana tidak, karena dengan menjadi diamond maka saya sudah memiliki minimal enam orang director di jaringan saya. Maka dari itu, ada enam orang yang sudah mendapatkan cash award sebesar Rp 7 juta, kemudian 12 orang senior manager dengan penghasilan Rp 4-5 juta per bulan, puluhan orang manager dengan penghasilan terkecil Rp 650 ribu Rp 3 juta per bulan. Bahkan minimal enam ratusan orang dengan penghasilan puluhan ribu sampai ratusan ribu. Intinya dengan menjadi diamond, maka mimpi-mimpi downline di jaringan saya, mulai bisa saya angkat tinggi-tinggi. Amanah mereka, mulai bisa saya tunjukkan hasilnya dan akan terus saya bawa lari agar bisa sampai ke tempat yang seharusnya yaitu menjadi diamond seperti saya.
Bagaimana tidak, karena dengan menjadi diamond maka saya sudah memiliki minimal enam orang director di jaringan saya. Maka dari itu, ada enam orang yang sudah mendapatkan cash award sebesar Rp 7 juta, kemudian 12 orang senior manager dengan penghasilan Rp 4-5 juta per bulan, puluhan orang manager dengan penghasilan terkecil Rp 650 ribu Rp 3 juta per bulan. Bahkan minimal enam ratusan orang dengan penghasilan puluhan ribu sampai ratusan ribu. Intinya dengan menjadi diamond, maka mimpi-mimpi downline di jaringan saya, mulai bisa saya angkat tinggi-tinggi. Amanah mereka, mulai bisa saya tunjukkan hasilnya dan akan terus saya bawa lari agar bisa sampai ke tempat yang seharusnya yaitu menjadi diamond seperti saya.
Tak itu saja, menjadi diamond
artinya saya memasuki kebebasan financial karena per tahun saya mendapatkan
pendapatan rata-rata Rp 460 juta. Uang sebanyak itu tentu membuat saya bisa
leluasa membahagiakan orang tua saya dengan membangun rumah mungil bagi mereka
yang selama ini sudah saya cita-citakan. Bahkan, dengan uang itu, saya bisa
bernafas lega karena pendidikan dua “cahaya mata” saya, Wildan Syarifudin Sajid
(3 tahun) dan Aiesha Akela Ishana (1 tahun 6 bulan) terjamin.
Maklum, sekarang saya masih harus berkejaran dengan deadline lantaran masih bekerja sebagai wartawan local di sebuah surat kabar local di Banten. FYI ya kawan, profesi wartawan berdasarkan penelitian adalah profesi yang gajinya ketiga terendah loh di Indonesia. Padahal, risiko pekerjaannya tinggi, apalagi kalau menulis soal kasus korupsi, atau kriminalitas maka harus siap dibenturkan dengan kekerasan.
Maklum, sekarang saya masih harus berkejaran dengan deadline lantaran masih bekerja sebagai wartawan local di sebuah surat kabar local di Banten. FYI ya kawan, profesi wartawan berdasarkan penelitian adalah profesi yang gajinya ketiga terendah loh di Indonesia. Padahal, risiko pekerjaannya tinggi, apalagi kalau menulis soal kasus korupsi, atau kriminalitas maka harus siap dibenturkan dengan kekerasan.
Nah sekarang sudah tahu kan,
kenapa saya si Manager 12 % ini ngotot menjai diamond pada akhir tahun 2014.
Karena di level diamond itulah kebahagiaan keluarga, bahkan downline-downline
saya mulai nampak. Level dimana tak hanya saya yang bisa “shine bright like a
diamond” tapi juga bintang –bintang terang di jaringan saya, Nisa Sani, Welly
Zofie, Sri Kartikawati, Rita Suharti Sudrajat, Sri Kartikawati, Tria
Perwahyuni, Vika Anggia Putri dkk, Ade Satiah Rahayu dkk makin bersinar.
Soo girls, let’s marching this
March and Shine Bright Like A Diamond. Semangat Pagi……d’BCN Dahsyat, Oriflame
Yes, Indonesia Number #1.
(Pandeglang, 12 Maret 2013,
Kala Hati Makin Yakin Bahwa Oriflame Pilihanku).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar